Minggu, 08 Januari 2012

BERJALAN DALAM KEHENDAK TUHAN


Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri, tetapi Tuhanlah yang menguji hati. ” Amsal 16:2

Manusia dididik sejak kecil untuk menjadi orang yang berguna, pintar dan mampu menyelesaikan segala persoalan yang dihadapinya dengan penuh tanggung jawab ketika mereka beranjak menjadi dewasa. Berbagai macam pendidikan juga ditempuh agar kemampuan berpikir mereka dapat meningkat sehingga bisa meraih posisi yang cukup tinggi dalam pekerjaannya masing-masing. Semakin banyak ilmu yang mereka dapatkan, semakin tinggi pula kemampuan dari cara berpikir mereka. Ini akan membuat mereka dapat diterima secara layak dalam posisi yang cukup strategis.
Dalam Alkitab ada beberapa orang yang dipakai Tuhan secara luar biasa. Melalui daya pikir mereka yang luar biasa, mereka menjadi orang-orang yang dipercaya oleh pemerintahan yang ada pada saat itu dan mereka memegang tanggung jawab yang sangat besar serta memberi pengaruh yang besar juga bagi banyak orang. Beberapa di antaranya adalah Daniel dan Yusuf.
Menjadi pintar dan mendapat posisi yang tinggi bukanlah sesuatu yang membuat umat Tuhan berdosa di hadapanNya. Yang terpenting di atas segalanya adalah kita dapat tetap menjaga agar hati kita bersih di hadapanNya. Jangan sampai kepintaran dan kemampuan yang kita miliki membuat jalan kita menjauh daripada Tuhan. Seringkali kepintaran manusia membuat manusia berpikir bahwa setiap keputusan yang diambilnya adalah benar. Kepintaran manusia dapat membutakan mata hatinya sehingga mereka tidak dapat melihat bahwa jalan yang diambilnya adalah salah. Posisi atau kedudukan yang tinggi juga dapat membuat manusia menjadi sombong atas apa yang telah diperolehnya, sehingga tanpa sadar mereka menempuh jalan yang telah menyimpang dari Tuhan.

Berikut rahasia untuk tetap berjalan dalam kehendak Tuhan:

1. Mau Dikoreksi

Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.” Maz 27:2
Daud merupakan orang yang dipakai oleh Tuhan secara luar biasa. Tidak ada bangsa pada waktu jamannya yang tidak mengenal kebesaran Daud. Bahkan sampai pada hari ini juga hampir semua orang mengetahui kisah tentang kebesaran Raja Daud. Tidak hanya itu, tetapi Daud juga satu-satunya orang yang disebut dalam Alkitab sebagai orang yang berkenan di hati Tuhan. Daud bukanlah orang yang sempurna dan tidak mempunyai kesalahan atau dosa di hadapan Tuhan. Dia beberapa kali melakukan kesalahan di hadapan Tuhan. Tetapi ketika dia bersalah, dia mau mengakui dan bertobat dari dosa. Dia juga senantiasa membuka hatinya agar bisa dikoreksi oleh Tuhan. Dia selalu meminta Tuhan untuk menyelidiki hatinya, apa yang masih tersembunyi dalam hatinya, yang masih tidak berkenan di hadapan Tuhan agar disingkapkan. Ini yang membuat Daud dapat senantiasa berjalan di dalam kehendak Tuhan.
Ketika kita menutup hati kita untuk dikoreksi, maka kita akan berjalan dalam kebenaran diri kita sendiri. Kita tidak akan tahu jika kita berjalan ke arah yang salah. Seberapa pintarnya diri kita, kita bukanlah manusia yang sempurna yang tidak pernah melakukan kesalahan. Oleh karena itu kita harus memiliki hati yang terbuka dan mau dikoreksi agar hidup kita dapat tetap dalam kehendak Tuhan.
Sama seperti Daud yang ditegur oleh Nabi Natan ketika telah melakukan dosa, maka Tuhan juga bisa memakai orang lain untuk menegur kesalahan yang kita lakukan. Oleh karena itu nasehat maupun teguran yang diberikan oleh orang-orang terdekat kita akan berguna bagi hidup kita agar kita tetap mengetahui apa yang baik dan benar bagi hidup kita.
.

2. Mengakui Kebesaran Tuhan

Tetapi setelah lewat waktu yang ditentukan, aku, Nebukadnezar, menengadah ke langit, dan akal budiku kembali lagi kepadaku. Lalu aku memuji Yang Mahatinggi dan membesarkan dan memuliakan Yang Hidup kekal itu, karena kekuasaan-Nya ialah kekuasaan yang kekal dan kerajaan-Nya turun-temurun.” Dan 4:34
Nebukadnezar dalam kebesarannya memuji segala yang telah diperolehnya dan segala yang telah dibangunnya adalah karena kemampuan dan kehebatan dirinya sendiri. Pada saat itulah Tuhan menghukum Nebukadnezar sehingga dia menjadi tidak waras. Pada akhirnya Nebukadnezar sadar akan kebesaran Tuhan, dan pada saat itu juga Tuhan mengembalikan segala kebesarannya.
Segala yang kita peroleh baik itu kepintaran, kemampuan, pekerjaan yang baik, posisi yang tinggi, pendapatan yang baik, harta kekayaan seperti rumah, kendaraan dan yang lainnya adalah dari Tuhan. Semuanya itu diberikan bagi kita untuk dapat dikelola dengan baik. Semuanya adalah tetap milik Tuhan, tetapi dipercayakan melalui hidup kita agar kita dapat mengelola dengan baik sehingga dapat menjadi berkat bagi banyak orang.
Ketika kita mencuri kemuliaan Tuhan dengan menganggap semua yang kita peroleh itu adalah karena kuat dan gagah kita, maka di saat itulah kita sedang menuju kepada kejatuhan. Cepat atau lambat semua yang kita peroleh bisa hilang, karena tidak ada yang kekal dalam dunia ini. Tuhan yang memberi, Tuhan juga yang mengambil (Ayb 1:21).
Bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan roh-Ku, firman TUHAN semesta alam” Zak 4:6b
Kita harus mengakui bahwa semuanya adalah karena kasih kemurahan Tuhan. Oleh karena kuasaNya-lah kita dapat memiliki semuanya itu. Semua yang kita peroleh mempunyai maksud dan tujuan tertentu dari Tuhan, yaitu agar kita dapat menjadi kesaksian bagi segala bangsa.
Melalui pengakuan akan kebesaran Tuhan, maka kita dapat senantiasa berjalan dalam kehendakNya

.
Memiliki hati yang senantiasa mau dikoreksi dan mengakui kebesaran Tuhan dalam langkah hidup kita akan membawa kita untuk tetap berjalan dalam kehendakNya. Kita boleh menganggap diri kita sudah melakukan hal yang benar, tetapi Tuhanlah yang layak untuk menentukan apakah kita sudah mengambil langkah benar di hadapanNya.
.
Berikut adalah ciri-ciri dari orang yang berjalan dalam kehendak Tuhan:
1. Damai Sejahtera
Pilihan yang sesuai dengan kehendak Tuhan akan membawa damai sejahtera dalam hati kita. Damai sejahtera dari Tuhan memegang peranan penting dalam hidup kita untuk mengambil suatu keputusan.

2. Sukacita
Keputusan yang sesuai dengan kehendak Tuhan harus mendatangkan sukacita. Sukacita bisa berarti rasa kebahagiaan dalam keadaan yang baik tapi dapat juga dalam keadaan yang tidak baik. Sukacita yang dari Tuhan tidak terbatas kepada keadaan. Sama seperti Rasul Paulus yang senantiasa mengalami penderitaan, tetapi sukacitanya selalu penuh. Sukacita dari Tuhan merupakan salah satu tanda bahwa kita sedang berjalan dalam kehendak Tuhan.

.
Sebab itu sejak waktu kami mendengarnya, kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan dengan sempurna,
sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah ” Kol 1:9

Tidak ada komentar: