Senin, 09 Januari 2012

TIGA PERBEDAAN TERBESAR ANTARA KRISTEN DENGAN ISLAM (DARI ASPEK BIBLIOLOGI, SOTERIOLOGI,ECCLESIOLOGI)





BAB I

PENDAHULUAN


Agama Islam adalah peraturan dalam kehidupan manusia yang sesuai dengan akal dan pikiran, yang dibawa oleh utusan Allah SWT yang terpilih yaitu nabi Muhammad Saw. Agama Islam bermisi untuk mengajak dan memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan ajaran mereka kepada seluruh umat manusia. Dan agama Islam tidak ada henti-hentinya untuk mengajak agama lain untuk mengajarkan pengajaran mereka kepada umat lain.
Menurut agama islam, pengajaran Muhammad melalui Al Qur-an sangatlah mendapatkan jaminan untuk masuk surga dan satu-satunya jalan keselamatan yang kekal bagi semua orang yang sudah menjadi agama Islam. Para penganut agama Islam selalu mengatakan ajaran lain penuh dengan kesalahan, tetapi kesalahan itu merupakan dosa akibat tidak menjalankan perintah ajarannya. Dan para penganut agama Islam tidak menyadari bahwa mereka telah disesatkan oleh Al Qur-an untuk melakukan kesalahan dan mereka menganggap hal tersebut bukan dosa, padahal jelas tertulis bahwa kesalahan adalah dosa yang paling dilaknat dalam pengajaran mereka.
Sebenarnya sudah berjalan puluhan tahun terjadinya hampir seluruh dunia penginjilan selalu ada hambatan. Di indonesia sudah ternyata kesulitan Injil diberitakan oleh karena penganut agama Islam mengecam para hamba Tuhan untuk tidak menginjinkan Injil Kristus yang membawa keselamatan diberitakan di Indonesia. Pengecaman masuknya pengajaran agama lain di suatu tempat, hal ini menandakan ketidak benaran apa yang diajarkannya oleh agama Islam dan ketakutan akan pengajarannya akan dicemoohkan dan penganut sebelumnya akan meninggalkan dan masuk diajaran yang baru tersebut yaitu agama Kristen.



BAB II

TENTANG BIBLIOLOGI



A. Pengajaran Al Qur-an
Kalau dipandang dari sudut kepercayaan agama islam, bahwa Al Qur-an adalah satu-satunya Firman Allah yang benar. Yang Allah turunkan melalui Muhammad Saw, dan dia menuliskan itu kepada umatnya sebagai firman Allah yang langsung Allah berikan/sampaikan oleh Allah sendiri melalui Mummhamad.
Sebelum Muhammad lahir, kekristenan sudah jauh-jauh sebelum Muhammad lahir kekristenan sudah ada sehingga nama ayahnya dari Muhammadpun pada awalnya adalah orang Kristen yaitu Abdullah yang artinya abdi Allah, dan nama ibunya dari Muhammad itu adalah Amina. Al Qur-an memiliki 114 pasal dan seharusnya pasal yang pertama yang sebenarnya adalah pasal yang 96.
Dalam ajaran Muhammad saw, mengajarkan bahwa percaya kepada Allah itu bahwa sangat penting dan prinsipil. Itulah yang menjadi pusat urat nadi islam dan sumber kekuatan. Semua kepercayaan, perintah dan undang-undang islam berdiri diatas Al-Qur-an yang telah dituliskan oleh Muhammad kepada umatnya.[1]
B. Pengajaran Yang Alkitabiah
Alkitab adalah satu-satunya Firman Tuhan yang menjadi dasar kepercayaan orang Kristen, karena setiap kepercayaan pasti memiliki dasar yang kuat “Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?”. Alkitab adalah fondasi dari semua Doktrin yang benar atau mengajarkan nilai-nilai moral yang tinggi adalah berasal dari Alkitab. Oleh sebab itu, inti dari kekristenan adalah mempelajari Doktrin Alkitab yang benar sehingga melalui pengajaran yang benar maka Iman orang Kristen memiliki dasar yang kuat untuk dapat dipertanggung jawabkan.
Kita tahu bahwa Alkitab tidak ada salah. Kita peracaya bahwa Tuhan selalu menuntun Rasul-RasulNya untuk menuliskan Firman-Nya apa yang mereka tahu dan bukan mengandalkan kehebatan mereka melaikan Roh Allah yang selalu bersama mereka, dan Roh Kudus berperan sebagai penuntun mereka untuk memilih kata-kata yang tepat sehingga memiliki sebuah Firman Allah yang kata-katanya cupuk bagus yang disetujui oleh Allah, sehingga selesainya tulisan para Rasul dan Nabi-Nabi itu menjadi satu buku yaitu Alkitab yang biasa disebut Firman Allah yang menjadi dasar kepercayaan orang Kristen sehingga diluar Alkitab tidak Firman Tuhan.[2]



BAB III

TENTANG KESELAMATAN (SOTERIOLOGI)



A. Pengajaran Islam Tentang Keselamatan
Pandangan Islam tentang keselamatan adalah mereka bergantung pada apa kata Al-Quran. Mengenai pengajaran Al Qur-an tentang keselamatan yaitu Allah adalah Maha pengasih dan penyayang serta Maha pengampun. Oleh karena itu, Allah tidak membiarkan manusia binasa oleh karena dosa, senanatiasa Allah tetap menyediakan jalan keselamatan bagi semua umat-Nya yang selalu berbuat baik ataupun melalui amal seseorang.
Pengajaran yang didapatkan oleh ketidakbenaran ini, tidak lain dari pada ajaran Muhammad oleh ketidak mengertinya latar belakang Adam dan Hawa sehingga mengajarkan bahwa Adam dan Hawa ada di sorga dan sesudah itu keluar dari sorga, mereka berdua telah bertobat dan memohon ampunan dari Allah Swt. Allah telah mengampuni dosa dan menerima pertobatan mereka disaat itu juga. Sebagaimana firman Allah di dalam Al Qur-an surat Thaha (surat 20) “kemudian Tuhannya memilihnya, maka dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk”. ayat 123 “Allah berfirman: turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk dari Aku, lalu arang siapa yang mengikuti petunjukKu, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.[3]
Menurut ayat Al Qur-an diatas, sama sekali tidak ada jaminan kepada kaum muslim untuk dapat dikeselamatan, dan juga tidak ada cara Tuhan bagaimana cara menyelesaikan dosa mereka yang telah menjadikan hubungan manusia terhadap Allah tidak dapat dihampiri. Sehingga konsekuensi selanjutnya mereka tidak mendapatkan penebusan dosa karena mereka satu-satunya tidak percaya kepada Juruselamat yang telah mati dikayu salib demi dosa seisi dunia.

B. Pengajaran Kristen Tentang Keselamatan Yang Alkitabiah
Pengajaran Kristen tentang keselamatan yaitu, bahwa setiap manusia yang sudah jatuh kedalam dosa, tidak bisa masuk sorga karena sorga adalah tempat yang Maha Kudus. Oleh karena tidak ada pilihan lagi selain dosa itu dihukumkan baru dosa manusia dapat terselesaikan. Maka pada saat Adam dan Hawa jatuh kedalam dosa, maka Allah segera menjajikan Juruselamat untuk dihukumkan diatas kayu salib supaya hubungan manusia dengan Allah bisa bersatu kembali.
Sebelum Juruselamat datang yang telah Allah janjikan itu kepada manusia pada saat manusia jatuh kedalam dosa, Allah memerintahkan manusia dengan melaksanakan ibadah simbolik yaitu dengan mengambil seekor anak domba dan menyembelih domba itu sambil memegang kepalanya dan mengaku salah artinya menyesal atas perbuatannya yang dulunya tidak percaya dan sekarang menjadi percaya. Domba yang disembelih itu yaitu sebagai simbol untuk mengingat pada janji Allah bahwa Allah akan mengirim Juruselamat yang menghapus dosa seisi dunia (Kej. 3:15; Gal 4;4).[4]
Sesudah genap hukuman kematian yang dijanjikan Allah kepada manusia dengan Yesus dihukumkan diatas kayu salib, maka jalan keselamatan kepada semua manusia dianugerahkan oleh Allah secara cuma-cuma. Maka barang siapa yang mengaminkan dalam hati dan mengakuinya bahwa dia orang berdosa, maka bertobat dan percaya bahwa Yesus mati diatas kayu salib oleh karena dosa saya, dan sekarang saya hidup bagi Dia karena Dia telah menebus dosa saya. Maka dengan kita percaya dan bertobat bahwa Yesus mati karena dosa manusia, kita akan mendapatkan kepastian masuk sorga, dan inilah yang benar sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Alkitab.
Kematian Yesus dapat kita pahami sebagai "korban pendamaian", bukan dalam arti victim tetapi sacrifice pengorbanan.[5] Dengan menggunakan istilah ini “Perjanjian Baru” khususnya kitab Ibrani, mengatakan bahwa kematian Yesus adalah penggenapan terhadap bentuk-bentuk korban yang terdapat dalam Perjanjian Lama. Dalam PL, banyak ritual persembahan korban, antara lain korban pendamaian, yang dilakukan oleh seorang Imam Besar. Kematian Yesus adalah korban yang sempurna dan dipersembahkan oleh seorang Imam Besar yang sempurna, yakni diriNya sendiri. (Ibrani 9:11-12). Jadi, Yesus adalah Imam Besar yang datang kepada Allah dengan membawa korban dan korban itu adalah diriNya. Karena itu korban persembahan Yesus adalah korban yang sempurna.
Dalam konteks inilah maka Paulus berbicara mengenai kematian Yesus sebagai "jalan pendamaian" (Roma 3:25) sebagaimana korban PL adalah suatu simbol jalan pendamaian manusia dengan Allah. Dan melalui kematian Yesus tersebut, tersedia suatu dasar ilahi bagi Allah untuk mengampuni manusia-manusia berdosa.
Bagaimana Allah yang benar dan kudus dapat mengampuni manusia yang berdosa, sedangkan dosa adalah suatu kondisi dan tindakan manusia yang "melukai" kemuliaan Allah? Disinilah letak jasa Yesus melalui kematianNya, untuk membayar penuh "hutang-hutang" manusia yang telah mencisderai kemuliaan Allah. "Ia mengampuni segala pelanggaran kta dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakannya dengan memakukannya pada kayu salib, (Kolose 2:13b-14). Bagaimana pengampunan itu dapat terjadi? Dalam konteks ini, kita perlu mehami bahwa pengampunan itu dimungkinkan oleh kematian Yesus sebagai kematian yang menggantikan kita dihukumkan di atas kayu salib (substitutionary). Seharusnya manusialah yang dihukum oleh keadilan Allah. Tetapi Yesus menggantikan manusia, memikul dosa manusia, dan menerima penghukuman tersebut, (Gal 3:13).[6]
Kematian Yesus Kristus di atas kayu salib untuk menggantikan umat manusia dihukumkan. Yesus adalah representasi manusia dihadapan Allah. "Ia adalah Pengantara dari suatu perjanjian yang baru (Ibr 9:15)”. Tetapi untuk mendapatkan bagian dalam perjanjian tersebut, kita perlu berpartisipasi "didalam Yesus Kristus", suatu isitilah yang sering digunakan Paulus untuk menggambarkan "kesatuan spiritual" antara manusia dengan Yesus Kristus. Yang dapat diartikan sebagai percaya, menerima dan mendapat bagian dalam kematian dan kebangkitan-Nya,(Rom6:6,8;8:1).


BAB IV

PANDANGAN TENTANG GEREJA (EKKLESIOLOGI)


A. Agama Yang Alkitabiah
Yesus datang ke dunia bukan untuk menggabungkan gereja dengan negara.Tetapi Tuhan Yesus dengan tegas mengatakan ketika Dia mengajar orang banyak dan salah satu diantara orang farisi atau ahli taurat bertanya kepada Yesus dengan tujuan untuk menjebak Yesus apa kata-Nya “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah Mat. 22:21”. Yang Tuhan Yesus mau pada waktu itu adalah harus ada pemisahan antara negera dan gereja/pemerintahan seperti yang tertulis dalam I Tim. 3:15 “...Jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran”.
Gereja yang Tuhan mau adalah sebagaimana yang sudah tertera diatas bahwa harus ada pemisahan antara Gereja dengan Negara. Kalau kita bandingkan menurut konsep agama islam, mereka tidak ada pemisahan antara Negera dengan Gereja.
Gereja yang benar selalu mengajarkan kebenaran, maka itu tidak ada gereja yang membahayakan negara serta gereja lainnya yang tidak mau mengikuti doktrin yang diajarkan. Sejarah membuktikan bahwa disaat mayoritas warga negara memperhatikan pengajaran Alkitab, maka kondisi negara akan menjadi semakin baik, dan kehidupan masyarakat disemarakkan dengan perbuatan baik.[7]

B. Agama Menurut Pandangan Kaum Muslim
Sifat kaum Muslim adalah tidak jauh dari sifat komunis yaitu tidak membiarkan agama lain untuk memberitakan kebenaran firman Tuhan yang sungguh-sungguh diinspirasikan Allah kepada manusia melalui anugerah-Nya untuk menyelamatkan manusia sebagai Ciptaan-Ny. Agama Islam mengajarkan semua apa yang dituliskan oleh Muhammad dengan menyerang orang yang tidak memihak kepada ajarannya dan mereka beranggapan bahwa tidak ada agama lain yang benar menurut mereka selain agama islam yang sempurna dan mereka mengklaim bahwa agama islam berasal dari Allah, dan semua itu adalah penyembah-penyembah berhala menurut pengajaran Al-Quran.


BAB V

KESIMPULAN




Kita sudah tahu bahwa agama Kristen dengan agama Islam sangat jauh perbedaannya, kalau kita pandang dari sudut kepercayaannya tidak ada sedikitpun memiliki persamaan dengan agama Kristen dengan islam. Agama Islam mengajarkar keutaman usaha manusia untuk masuk sorga, yaitu dengan beramal banyak demi mendapatkan kerajaan sorga.  
Menurut kaum muslim, Allah tidak perlu menjatuhkan hukuman kepada manusia, karena dosa yang telah manusia lakukan adalah Allah sudah mengampuninya karena Allah adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang, itulah sebabnya kaum muslim tidak percaya kepada Yesus Kristus yang telah mati diatas kayu salib demi dosa seisi dunia.
Agama Kristen menjagarkan, dengan pernyataan iman kita dan keprihatinan kepada Yesus Kristus, mungkin mereka meminta tanda, meminta bukti dan lain sebagainya. Namun satu hal yang perlu diingat, bahwa dengan percaya kepada Yesus dan kuasa kebangkitanNya dari kematian, maka kehidupan kekal sudah diberikan kepada kita. Yesus telah memberikan hidup kekal itu dan Dia telah menyelamatkan kita dari kuasa dosa. Walaupun kita tidak melihat peristiwa kebangkitan Yesus dengan mata kepala sendiri, namun kita percaya kepada kuasa kebangkitan-Nya dengan mata iman. Berbahagialah kita yang tidak melihat namun percaya (Yohanes 20:29). Oleh karena itu, mari kita dengan iman penuh datang kepada Yesus dan menyerahkan sepenuhnya hidup kita kepadaNya. Percayalah kepadaNya dan juga kepada kuasa kebangkitan-Nya karena memang Dia adalah Tuhan.


[1] Ust. Hanafi, Kunci Ibadah. (Jakrta: Penerbit Bintang Indonesia Jakarta, 2001), hal.11
[2] Steven E. Liauw, Ketiadasalahan Alkitab (Jakarta: peberbit GBIA Graphe, 2005), hal. 25

[3] . Masyhud S.M, Santri Pendeta (Penerbit, Pustaka Da'i Surabaya 1992), hal. 200

[4] Sehento Liauw. Doktrin Keselamatan Alkitabiah. (Jakarta: Penerbit GBI Graphe, 2007), hal 68-69
[5] J. Wesley Brill, Dasar Yang Teguh (Bandung: Penerbit, Yayasan Kalam Hidup, 1999), hal. 123
[6] Henry Clarence Thiessen, Teology Sistematis (Penerbit, Gandum Mas Cetakan Keenam 2003), hal.358-359
[7] Sehento Liauw. Doktrin Gereja Alkitabiah. (Jakarta: Penerbit GBI Graphe, 1996), hal 78-81

Tidak ada komentar: