Kita mengenal 4 Injil dalam Alkitab, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan
Yohanes. Pernahkah Anda mendengar nama “injil Barnabas”? Tahukah Anda isi
“Injil Barnabas?”Mengapa “Injil Barnabas” tidak ada dalam Alkitab? Anda ingin
tahu jawabannya? Silakan menyimak dialog berikut ini. Ambil dan Bacalah!
Tanya : Saya pernah mendengar bahwa selain Injil Matius, Markus,
Lukas dan Yohanes, ada Injil lain yang tidak ada dalam Alkitab,
yaitu “Injil Barnabas”. Sejak kapan “Injil Barnabas” dikenal orang Kristen?
Jawab: Naskah yang disebut sebagai “Injil Barnabas” muncul pertama
kali pada tahun 1709 dalam bahasa Itali. Naskah itu diterima John
Toland di Amsterdam dari Craemer, seorang penasihat raja Prusia. Pada tahun
1718 ‘Injil Barnabas’ mulai disebut dalam karangan John Toland yang
berjudul ‘Nazarenus or Jewish, Gentile and Mahometan Christianity’.
Naskah itu disimpan di Perpustakaan Wina pada tahun 1738. “Injil Barnabas”
mulai menghebohkan ketika diterbitkan terjemahannya ke dalam bahasa Inggeris
oleh Lonsdale dan Laura Rag dengan diberi judul ‘The Gospel of Barnabas’
(Oxford, 1907). Pada tahun 1908 kitab ini diterjemahkan oleh Khalil Saada ke
dalam bahasa Arab, dan pada akhirnya diperkenalkan ke Indonesia oleh Ahmad
Shalaby.
Tanya: Siapakah penulis “Injil Barnabas” dan kapan ditulis?
Jawab: Beberapa ahli berpandangan bahwa penulis “Injil Barnabas” adalah seorang
biarawan yang bernama Marino. Dia adalah seorang Yahudi-Spanyol yang tinggal di
Italia. Kemungkinan sebelumnya ia beragama Katolik lalu berpindah ke agama
Islam dan berusaha menyesuaikan kitab Injil dengan ajaran agama Yahudi
(panyangkalan Yesus sebagai Messias) dan Islam (Penonjolan Muhammad). Sesudah
ia memeluk agama Islam, namanya diubah menjadi Musatafa Al-’Arandi. Bahasa asli
“Injil Barnabas” merupakan campuran dari dua dialek Italia yaitu ‘Tuska &
Venezia’. Dari isi Injil Barnabas dapat dilihat pula bahwa
penulisnya memiliki satu pengetahuan Al Qur’an yang luas dan isinya memuat
terjemahan secara hurufiah dari ayat-ayat Al Qur’an. Dari pengujian kertas dan
tinta yang digunakan, nampak bahwa itu ditulis pada abad ke 15 atau ke 16. Isi
“Injil Barnabas” juga mencerminkan beberapa teologi Katolik yang lahir pada
abad pertengahan.
Tanya: Jadi penulis “Injil Barnabas” bukan Barnabas dalam Perjanjian Baru?
Jawab: Bukan. Penulis “Injil Barnabas” bukanlah Barnabas dalam Alkitab Perjanjian Baru. Memang ada nama Barnabas dalam Kisah Para Rasul 4:36 yaitu nama baru yang diberikan kepada seorang yang bernama Yusuf. Yusuf menjual ladangnya dan hasil penjualannya diberikan kepada para rasul untuk dibagi-bagikan kepada orang-orang miskin. Kebaikannya mendorong mereka untuk menamakannya Barnabas, yang berarti “Anak Penghiburan”. Akan tetapi dalam “Injil Barnabas”, penulisnya membuat kesalahan besar dengan memberikan kesan bahwa nama Barnabas diberikan kepadanya oleh YESUS dan dia adalah termasuk salah seorang dari 12 murid Tuhan Yesus.
Tanya : Apakah isi “Injil Barnabas”? Apa perbedaannya dengan Injil yang ada
dalam Alkitab?
Jawab: Dalam kekristenan, “Injil Barnabas” tidak diakui sebagai Injil yaitu
kabar baik yang menceritakan kehidupan dan karya TUHAN YESUS. “Injil
Barnabas” berisi 222 bab yang isinya merupakan usaha untuk menyelaraskan
ke-empat Injil kanonik ( Matius, Markus, Lukas dan Yohanes) menjadi satu Injil
yang dibumbui dengan tradisi tradisi Yahudi, Kristen dan Islam. Secara garis
besar, pandangan “Injil Barnabas” terhadap iman Kristen antara lain menyangkal
ke-TUHAN-an YESUS, menolak misteri salib dan kebangkitan, “mengkambing-hitamkan
Rasul Paulus dan mempertentangkannya dengan Barnabas seolah-olah kedua Rasul
tersebut berpisah karena perbedaan teologis dan doktrin. Pandangan tersebut
ternyata dipergunakan oleh mereka yang menyerang iman Kristen sampai saat ini.
Selain itu, ada banyak bagian
dalam buku ini yang isinya berbeda dengan Injil Kanonik,
misalnya:
a. Kesalahan mengenali Barnabas sebagai murid YESUS.
Pada pembuka kitab “Injil Barnabas” disebutkan bahwa Barnabas salah seorang
murid Yesus, yang bersama-sama dengan Petrus, Yohanes dan Yakobus hadir waktu
Yesus dimuliakan di atas gunung (Bab-42). Yesus mengatakan kepada Barnabas
bahwa Ia tidak akan disalibkan (Bab-112), bahkan Yesus memerintahkan Barnabas
untuk menulis Injil (Bab-221). Fakta ini jelas berbeda dengan ke-empat Injil.
Dalam Injil kanonik tidak dikenal murid bernama Barnabas, ia baru muncul di
masa Kisah Para Rasul sesudah Yesus (Kisah 4:36).
b. Kesalahan memahami tahun Yobel.
Dalam Bab-82 disebut bahwa ‘Tahun
Jobel’ dirayakan setiap 100 tahun, padahal dalam Perjanjian Lama (Imamat
25:8-55;27:16-25) disebut bahwa tahun Jobel lamanya 50 tahun. Ini menunjukkan
bahwa ”Injil Barnabas” baru ditulis setelah tahun 1300 karena pada tahun itu
Paus Bonifacius VII mendekritkan perubahan tahun Jobel menjadi 100 tahun.
c. Kejanggalan geografi dan
budaya dalam ”Injil Barnabas”
Ada beberapa kejanggalan geografi
dan budaya dalam ”Injil Barnabas” yang menunjukkan fakta kuat bahwa Barnabas
bukan ‘saksi mata’. Disebutkan bahwa Yesus naik kapal ke Nazaret (Bab-20),
padahal Nazaret ada di pegunungan. Yesus disebut naik dari Nazaret ke Kapernaum
(Bab-21) padahal Kapernaum lebih rendah dari Nazaret. Pada Bab-145-150 disebut
bahwa kaum Farisi menjadi rahib, tidak kawin, dan berjubah istimewa, dan
berasal nabi Elia. Ini sebenarnya gambaran kekristenan pada abad-abad
pertengahan setelah timbulnya kerahiban.
Disebutkan bahwa prajurit Romawi berguling
seperti tong anggur kosong ke luar dari bait Allah (Bab-152). Kenyataannya,
pada masa Yesus orang Romawi tidak diperkenankan masuk bait Allah, dan
pembuatan tong-tong anggur dari kayu adalah budaya abad pertengahan. Bab-69
menyebut para imam berpakaian indah dan naik kuda, padahal dalam Injil kanonik
para Imam tidak pernah disebut naik kuda. Pada Bab-56-58,135 ada diskripsi
tentang tujuh dosa pokok dan tujuh tingkat dalam neraka. Ini adalah hasil
teologia Katolik abad pertengahan
d. Nafas Islam dalam ”Injil
Barnabas”.
Dalam “Injil Barnabas” ternyata banyak bagian yang sebenarnya bernafaskan ajaran Islam, ini menunjukkan bahwa “Injl Barnabas” di tulis sesudah kehadiran agama Islam. Beberapa contoh mengenai hal ini adalah:
Pada Bab-44 disebutkan bahwa Abraham mengorbankan Ismail dan menunjuk Muhammad sebagai nabi Besar, dan disebutkan bahwa Adam berseru: ‘Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah itu.” (Bab-39,54,97).
Yesus dihadapan Sanhedrin disebut menyangkal dirinya sebagai ‘Messias’ dan menunjuk nabi yang akan datang sesudahnya (Bab-72,96). Yesus dianggap bukan ‘Anak Allah’ (Bab-48,98,222), malah pengakuan Petrus bahwa ‘Yesus adalah Anak Allah’ dianggap dosa besar (Bab-70, bandingkan Matius 16:16). Yesus juga tidak disalib karena digantikan oleh Yudas (Bab-217) dan Yesus tidak mati maupun bangkit (Bab-221-222).
Ada anggapan bahwa Messias adalah dari keturunan Ismael (Bab-43,55). Dalam Bab-192-192, Nikodemus dikatakan menemukan kitab Musa di bait Allah dan membaca bahwa ‘Ismael adalah ayah Messias’ dan ‘Ishak adalah ayah utusan Messias.’ Jadi, Yesus dalam “Injil Barnabas” seakan-akan ‘Yohanes Pembaptis’ bagi Muhammad, itulah sebabnya dalam “Injil Barnabas” Yohanes Pembaptis tidak disebut-sebut.
Dalam “Injil Barnabas” ada ungkapan mengenai ‘kelima waktu sembahyang’ dan ‘Uraian mengenai Allah dan sifat-sifatnya’ yang dengan jelas kita ketahui sebagai hasil teologi Islam.
Namun demikian, kamus Islam sendiri menyebut tentang kitab ini bahwa: “Sehubungan
dengan Injil Barnabas tidak ada yang keberatan atasnya sebagai suatu kepalsuan
zaman pertengahan …. Ia mengandung sejumlah pertentangan yang dipastikan
bermula sejak abad pertengahan dan tidak pada zaman sebelum itu.” Bahkan,
disebutkan pula bahwa buku itu malah tidak sesuai dengan aqidah Islam sendiri:
“Ia memutar balikkan keutuhan doktrin Islam, menyebut Isa dengan “al-Masi’ah”
yang Islam tidak membenarkannya.”
Tanya: Jadi dari penjelasan di atas, nyatalah bahwa yang disebut “Injil
Barnabas” sebenarnya hanyalah buku yang tidak kita akui sebagai
Injil. Masih adakah karangan
“Injil yang lain” di luar Alkitab selain “Injil Barnabas?”
Kita mengenal 4 Injil dalam Alkitab, yaitu
Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Pernahkah Anda mendengar nama “Injil
Tomas”? Tahukah Anda isi “Injil Tomas?” Anda ingin tahu jawabannya? Silakan
menyimak dialog berikut ini. Ambil dan Bacalah!
Tanya : Selain “Injil Barnabas” dan “Injil Yudas”,
saya pernah mendengar nama Injil lain di luar Injil Kanonik (Injil Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes). Yang saya maksud adalah “Injil Tomas”.
Kapankah “Injil Tomas” ditulis?
Jawab: “Injil Tomas” merupakan salah satu naskah yang
ditemukan di Nag Hamadi, Mesir. Naskahnya ditulis dalam bahasa Koptik.
Kemungkinan disusun pada awal abad 2 M. “Injil Tomas” menarik perhatian para
penyelidik sejak diterjemahkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1957.
Tanya: Siapakah penulis “Injil Tomas”?
Jawab: Penulis Injil ini mengaku sebagai Didimus Yudas
Tomas. Beberapa legenda Kristen menjelaskan bahwa Didimus Yudas
Tomas adalah saudara YESUS sendiri. [1]
Jawab: Ya, “Injil Tomas” juga diwarnai oleh konsep gnostik. Paham gnostik tampak jelas misalnya pada awal dan
akhir Injil Thomas.
Tanya :
Apakah isi “Injil Tomas”? Apa perbedaannya dengan Injil yang ada dalam Alkitab?
Jawab: “Injil Tomas” adalah kumpulan ajaran-ajaran
rahasia YESUS. Kisah hidup YESUS, karya-Nya, kesengsaraan-Nya, wafat-Nya dan
kebangkitan-Nya tidaklah penting bagi penulis. Dalam Injil ini ada 114 ajaran
rahasia yang disampaikan oleh YESUS. “Injil Tomas” memuat banyak
ucapan YESUS yang serupa dengan Injil kanonik, namun tak sedikit pula ucapan
YESUS yang ditulis dalan Injil ini sangat kuat diwarnai oleh konsep
gnostik.
Misalnya ada satu ayat dalam “Injil” ini
yang berbunyi:
YESUS berkata: “Untuk mereka yang pantas
bagi misteri-misteri-Ku”, itulah Aku menceritakan misteri-misteri-Ku. Jangan
biarkan tangan kirimu tahu apa yang diperbuat tangan kananmu”[3]
Ucapan ini memperlihatkan bahwa hanya
kelompok elite sajalah yang akan menerima wahyu rahasia dari TUHAN YESUS. Cara
berpikir seperti ini merupakan konsep gnostik. Kemiripan dengan ucapan TUHAN
YESUS dalam Injil kanonik ( “Jangan biarkan tangan kirimu tahu apa yang
diperbuat tangan kananmu”) dibahasakan secara lebih tegas dengan kerangka
kerahasiaan antara kedua tangan. Kerahasiaan seperti ini penting bagi paham
gnostik.
Kemiripan sejumlah ucapan TUHAN YESUS
dalam tulisan ini dengan ucapan-ucapan yang ditemukan dalam Injil Kanonik
sempat membuat tulisan ini dijuluki “Injil Kelima”. Beberapa kelompok bahkan
yakin bahwa Injil ini mencatat ucapan-ucapan TUHAN YESUS yang lebih asli
daripada keempat Injil kanonik. Keyakinan ini muncul karena dari
ayat-ayat Injil Tomas yang paralel dengan Injil-Injil Kanonik diketahui bahwa
banyak di antaranya yang lebih pendek. Dari sini disimpulkan bahwa naskah itu
mestinya lebih tua dari Injil kanonik. Namun mestinya lebih pendek tidak selalu
harus berarti lebih tua, sebab sekalipun Injil Markus dianggap tertua dan menjadi
sumber Injil Matius, banyak ayat-ayat paralel dalam Injil Matius yang lebih
pendek dari yang ada di Injil Markus. Pendapat bahwa Injil Tomas lebih asli
dari 4 Injil kanonik banyak diragukan juga karena unsur ajaran
gnostik sangat terlihat dalam tulisan ini.
Contoh lain isi “Injil Tomas” yang
berkaitan erat dengan pengaruh gnostisisme adalah ucapan terakhir yang menutup
Inji ini, yaitu tentang persoalan gender. Dalam ucapan itu dihadirkan YESUS
yang seolah tidak menghormati perbedaan gender. Dalam bagian ini dikisahkan
percakapan antara Simon Petrus dan YESUS.
Simon Petrus berkata kepada mereka, ”
Biarkanlah Maria meninggalkan kita, karena perempuan tidak layak hidup. “
YESUS berkata, ” Aku sendiri akan menuntunnya dan menjadikannya laki-laki,
supaya ia juga dapat menjadi sebuah roh yang hidup yang menyerupai kamu
laki-laki. Karena setiap perempuan yang akan membuat dirinya laki-laki akan
memasuki kerajaan Sorga. “[4]
Demi keselamatan Maria Magdalena, YESUS
akan menjadikannya laki-laki. Ini sebenarnya bukan persoalan gender tapi
pengaruh kuat gnostisisme akan keselamatan.
Paham gnostik mengajarkan bahwa perempuan
lebih terpenjara jiwanya dan lebih rendah dari laki-laki. Untuk menuju
keselamatan, perempuan harus mengalami perubahan dari tubuh jasmani ke mahluk
rohani yang lebih tinggi derajatnya. Juga karena perempuan diciptakan dari
tulang rusuk laki-laki, maka keselamatan hanya akan terjadi bila kesatuan asali
dipulihkan. Dengan demikian Maria Magdalena ( dan semua perempuan
yang lain ) akan dijadikan laki-laki bila ingin ikut serta dalam proses
pemulihan yang menjadi unsur dasar usaha penyelamatan seluruh alam ciptaan yang
dilakukan oleh YESUS.
Tanya: Wah kalau begitu, “Injil Tomas” sarat dengan muatan
paham gnostik. Setelah mengenal ” Injil Tomas dan Injil Yudas”, mungkinkah
masih ada tulisan-tulisan lain sejenis yang berbeda dengan 4 Injil kanonik?
Bagaimanakah kita menyikapi keberadaan tulisan-tulisan tersebut dan apakah
tulisan-tulisan di luar Injil kanonik dapat melengkapi berita injil yang perlu
kita ketahui?
Jawab: Ya, memang masih ada tulisan-tulisan lain.
Kelihatannya memang tulisan-tulisan itu melengkapi bagian-bagian yang
tidak ada dalam Injil kanonik, namun dari awal gereja telah melihat
persoalan-persoalan dalam tulisan-tulisan tersebut; sejak awal dirasakan bahwa
tulisan-tulisan tersebut tidak sesuai menurut rasa keagamaan dan rasa kebaktian
gereja mula-mula sehingga dalam proses selanjutnya, tulisan-tulisan tersebut perlahan-lahan
tidak digunakan, dilupakan orang dan disingkirkan. [5]
Sebenarnya kita tidak perlu menutup diri
terhadap kenyataan adanya tulisan-tulisan atau pun yang disebut dengan “Injil-Injil”
di luar Injil kanonik; kita perlu bersikap terbuka, dalam arti mengakui bahwa
tulisan-tulisan semacam itu menjadi bagian dari sejarah gereja mula-mula.
Proses seleksi atas tulisan-tulisan itu sudah terjadi, Kanon Kitab suci
sudah ditentukan dan yang diakui gereja adalah empat Injil yaitu Matius,
Markus, Lukas dan Yohanes. Jika ada tulisan-tulisan lain yang dipublikasikan,
baik maksudnya untuk melengkapi Injil kanonik atau pun meragukan Injil kanonik,
maka kita mesti kritis menilai. Ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan
untuk menilai tulisan apa pun yang dipublikasikan sebagai tandingan Injil
kanonik.[6]
Kita perlu menilai apakah tulisan-tulisan
itu memenuhi kriteria apostolisitas (artinya bisa ditelusuri sampai ke zaman
para Rasul sendiri ) dan ortodoksi (artinya mengandung sebuah keyakinan iman
yang sama sebagaimana tulisan-tulisan yang sudah ada dalam kanon Kitab suci)
serta apakah itu menambahkan sesuatu yang baru pada segala sesuatu yang sudah
termuat dalam kanon Kitab Suci yang ada sekarang. Perlu juga dilihat apakah ada
unsur-unsur gnostisisme, atau pandangan yang secara teologis menimbulkan
masalah. Hal penting yang tidak boleh kita lupakan adalah publikasi tulisan-tulisan
atau “Injil-Injil di luar Injil kanonik” membuat kita lebih
menyadari tentang Injil kanonik. Kesadaran ini mestinya membuat kita
lebih bersedia masuk, mendalami dan hidup sesuai ajaran-ajaran iman yang dimuat
dalam Injil-Injil kanonik (Alkitab) kita saat ini.[7]
[1] Bart
D Ehrman, Lost
Scriptures: Books that Did Not Make It Into The New Testament, New York, Oxford University Press, 2003, p. 19[2] Istilah gnostik atau aliran “gnostisisme”
berasal dari istilah Yunani yaitu “gnosis”
yang berarti “pengetahuan”. Yang dimaksud adalah “pengetahuan rahasia” yang
diungkapkan kepada manusia. Tokoh-tokoh tertentu diyakini menerima pengetahuan
rahasia (gnosis) dari YESUS sendiri. Bagignostik, KRISTUS mengajarkan ucapan-ucapan rahasia sehingga
mereka yang mengerti bisa mencapai ke’Ilahi’annya sama seperti KRISTUS. Ajaran gnostik berkembang di Palestina sekitar abad 2-3 M,
namun ajaran ini dilarang oleh gereja resmi
[3] Helmut
Koester & Thomas o. Lambdin, The Gospel of Thomas, dalam James M.Robinson (ed), The Nag Hammadi Library
in English, rev. Ed, San Francisco, Harper & Row, 1988, p. 133.
Kita mengenal 4 Injil dalam Alkitab, yaitu Injil Matius, Markus, Lukas dan
Yohanes. Pernahkah Anda mendengar nama “Injil Yudas”? Tahukah Anda isi “Injil
Yudas?” Anda ingin tahu jawabannya? Silakan menyimak dialog berikut ini. Ambil dan Bacalah!
Tanya : Saya pernah mendengar bahwa selain Injil Matius, Markus,
Lukas dan Yohanes, ada Injil lain yang tidak ada dalam Alkitab,
yaitu “Injil Yudas”. Kapankah “Injil Yudas” ditulis dan sejak
kapan dikenal orang Kristen?
Jawab: “Injil Yudas” sebenarnya
sudah ditemukan antara tahun 1950-1960 di El Minya, 300
Km di utara ‘Nag Hamadi’, Mesir. Menurut para ahli, salinan “Injil Yudas”
ditemukan pada tahun 1970 di Mesir tengah dan berbahasa Koptik yang ditulis
sekitar tahun 280-300; tetapi naskah aslinya tidak diketahui pasti kapan
ditulis. Kemungkinan naskah aslinya ditulis sekitar pertengahan abad II yaitu
antara tahun 140-160.
” Injil Yudas” mulai dikenal banyak orang ditengah
ramainya kontroversi buku The Da Vinci Code. Situs web
National Geographic memuat liputan panjang Injil Yudas .
Liputan itu juga difilmkan dan diputar melalui media TV, kemudian pada bulan
berikutnya dimuat dalam versi cetak dan menjadi cover story majalah National
Geographic – May 2006. Versi laporan dalam bahasa Indonesia dimuat dalam
edisi National Geographic – Juni 2006. “Injil Yudas” diterjemahkan
ke dalam bahasa Inggeris (April 2006) dan terjemahan bahasa Indonesianya
diterbitkan oleh Gramedia yang dirilis pada tanggal 29 Juni 2006 bersama dengan
buku ‘The Lost Gospel’ (Injil yang Terhilang).
Tanya: Siapakah penulis “Injil Yudas”, apakah Yudas Iskariot?
Jawab: Sekalipun diberi nama Injil Yudas, penulisnya
bukan Yudas Iskariot. Lalu siapa penulisnya? Tidak diketahui dengan
jelas. Hanya ada informasi bahwa “Injil Yudas”ditemukan dalam pustaka gnostik.
Tanya: Apakah gnostik itu?
Jawab: Istilah gnostik atau aliran “gnostisisme” berasal
dari istilah Yunani yaitu “gnosis” yang berarti “pengetahuan”. Yang
dimaksud adalah “pengetahuan rahasia” yang diungkapkan kepada
manusia. Tokoh-tokoh tertentu, seperti Yudas Iskariot, diyakini
menerima pengetahuan rahasia (gnosis) dari YESUS sendiri. Bagi gnostik, KRISTUS mengajarkan ucapan-ucapan
rahasia sehingga mereka yang mengerti bisa mencapai ke’Ilahi’annya sama seperti
KRISTUS. Ajaran gnostik berkembang di Palestina sekitar
abad 2-3 M, namun ajaran ini dilarang oleh gereja resmi.
Tanya : Apakah isi “Injil Yudas”? Apa perbedaannya dengan Injil yang ada
dalam Alkitab?
1. “Injil Yudas” sangat dipengaruhi ajaran gnostik yang
menekankan pentingnya gnosis(pengetahuan rahasia) dan mengajarkan
bahwa keselamatan adalah pembebasan roh dari tubuh. Dalam hal ini digambarkan
secara jelas konsep pemisahan antara tubuh dan roh. Yang
bersifat material (tubuh) adalah jahat sedangkan yang baik
adalah yang bersifat spiritual (roh). Karena Yudas
Iskariot diyakini mendapat gnosis langsung dari YESUS sendiri
dan maka hanya Yudas Iskariot yang paling mampu memahami pesan Yesus
yang sebenarnya. Yudas Iskariot telah memperoleh pengetahuan rahasia dan Ilahi
yang tidak dimiliki oleh siapapun juga termasuk para murid Yesus.
Dalam pengaruh ajaran gnostik tersebut, “Injil
Yudas” menggambarkan Yudas sebagai tokoh yang berjasa bagi YESUS
karena ia berperan dalam usaha penting untuk membebaskan YESUS
dari tubuh-Nya yang selama ini mengurung roh-Nya. Dengan demikian Yudas adalah
seorang pahlawan yang berjasa besar. Yudas sama sekali tidak mengkhianati YESUS,
tetapi Yudas Iskariot melakukan yang diminta oleh YESUS sendiri. Yudas Iskariot
menunjukkan sikap kesetiaan dan pengabdiannya yang besar kepada YESUS. Melalui
kesetiaannya Yudas Iskariot berhasil memasuki “awan bercahaya cemerlang” yaitu
alam Barbelo (suatu alam ilahi atau “aeon” yang tidak mengenal kematian
selama-lamanya). Jadi dalam konteks ini “Injil Yudas” mau menyatakan bahwa
kematian YESUS di salib bukanlah tragedi, tetapi justru merupakan jalan yang
membebaskan YESUS dari raga manusia (dunia materi) yang membelenggu-Nya. Tanpa campur tangan Yudas, pembebasan roh KRISTUS dari tubuh
ragawi-Nya tidak akan terlaksana.
Sedangkan dalam 4 Injil Kanonik ( Matius, Markus,
Lukas, Yohanes ) dikisahkan bahwa Yudas Iskariot adalah murid
YESUS yang akhirnya berkhianat dan menyebabkan kematian-Nya. Yudas secara
sengaja dan terencana membawa para pasukan dari Sanhedrin untuk menangkap TUHAN
YESUS. Injil kanonik sepakat bahwa tindakan Yudas Iskariot selain
didasari oleh sikap tamak untuk memperoleh uang, dia juga telah membiarkan
dirinya diperalat oleh Iblis.
Dalam Injil-Injil kanonik kita juga mengetahui bahwa
kematian YESUS pada hakikatnya telah ditentukan oleh ALLAH sebagai penebusan
dosa bagi seluruh umat manusia. Sebab manusia tidak dapat berlaku benar di
hadapan Allah dengan perbuatan atau amal ibadahnya. Itu sebabnya mereka
membutuhkan KRISTUS yang ditetapkan oleh ALLAH sebagai korban untuk
menggantikan kedudukan manusia. Seharusnya manusia yang berdosa menerima
hukuman dan murka ALLAH, tetapi ALLAH berkenan menyelamatkan manusia dengan
korban KRISTUS di atas kayu salib. Tetapi menurut “Injil Yudas”, kematian YESUS
berfungsi untuk menyelamatkan diri YESUS sendiri agar DIA dapat terlepas dan
bebas dari perangkap tubuh ragawi-Nya, sehingga kematian-Nya sama sekali tidak
ada hubungannya dengan keselamatan umat manusia
Selain itu Injil-Injil kanonik secara terbuka
menyaksikan pengajaran dan percakapan YESUS dengan berbagai kalangan atau
terjadi di depan orang banyak, bukan hanya kepada orang-orang tertentu. Dengan
demikian kita ketahui bahwa keselamatan tidak hanya diberikan kepada
orang-orang tertentu tapi kepada banyak orang.
2. Tokoh Yudas Iskariot dalam “Injil Yudas” dinyatakan sebagai pribadi yang memantulkan dalam dirinya sesuatu yang mulia. YESUS melihat pribadi Yudas Iskariot sebagai seseorang yang memiliki pancaran diri (roh ilahi) yang mulia sehingga dia berhak untuk mengetahui pemerintahan atau kerajaan yang ilahi, walau untuk itu dia akan banyak menderita. Tentang hal ini, dalam Injil Yudas dikisahkan tentang tokoh Yudas Iskariot yang berbicara kepada YESUS tentang penglihatannya yang luar biasa. Yudas Iskariot melihat dirinya dirajam para murid YESUS dengan batu. Mereka menganiaya Yudas dengan kejam. Menurut Injil Yudas, tokoh Yudas Iskariot mati karena para murid YESUS marah dengan membalas dendam, sehingga akhirnya dia menjadi korban kemarahan para murid YESUS. Jadi “Injil Yudas “ memberikan kesaksian yang berbeda dengan Injil-Injil kanonik tentang kematiannya. Menurut Injil-Injil kanonik, Yudas Iskariot mati secara mengenaskan karena dia bunuh diri: “Maka iapun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan menggantung diri” (Mat. 27:5). Menurut Kis. 1:18, Yudas Iskariot mati dengan cara jatuh tertelungkup dan semua isi perutnya tertumpah keluar.
Tanya: Jadi nyatalah bahwa apa yang ditulis dalam “InjilYudas” sangat berbeda
dengan 4 Injil kanonik yang ada dalam Alkitab. Masih adakah karangan “Injil
yang lain” di luar Alkitab selain “Injil Yudas”?
Jawab: Ya, tentu dengan mengetahui adanya tulisan seperti “Injil Yudas”, umat
Kristen tidak perlu bingung sebab Alkitab yang kita imani sebagai pernyataan
Firman ALLAH adalah pegangan kita yang cukup membawa kita hidup
beriman di dalam KRISTUS. ( Yoh 20:30-31 ). Bulan depan, kita akan mengenali
satu lagi tulisan terkenal yang juga dipublikasikan sebagai “Injil” di luar
Alkitab. Anda ingin tahu? Nantikanlah Ambil dan Bacalah edisi mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar