Markus 16:17-20 adalah
bagian favorit gerakan Karismatik. Bagian firman Tuhan ini dipakai
untuk meyakinkan diri sendiri dan pengikutnya, bahwa karunia
melakukan mujizat masing ada sampai sekarang. Namun benarkan para
Karismatikisme benar-benar memahami bagian ini ataukah hanya sebuah
kamuflase untuk membenarkan kesalahan mereka? Mari kita analisa
verbal grammatikal berdasarkan teks asli Alkitab.
Markus 16:17 -18
mencatatkan secara berurut tanda dan karunia mujizat yang diperoleh
oleh orang-orang yang percaya. Kata “ mereka {orang-orang} yang
percaya (Markus 16:17) berasal dari kata bahasa yunani “tois
pisteusasi” (bentuk ; datif, jamak, aorits aktif. participle.
Wesley J. Perschbacher, The New Analytical Greek Lexicon, hal., 329).
Pengunaan aorist dalam
tata bahasa yunani adalah bentuk lampau dari kata kerja, sedangkan
participle adalah kata kerja yang berfungsi sebagai kata kerja maupun
kata sifat. Aorit aktif participle menyatakan perbuatan pada satu
titik waktu tertentu (punctiliar) atau tidak terus menerus. Kata
“tois pisteusasi” aorit aktif participle, pengunaannya adalah
atributive (menjelaskan kata kerja).
Jadi bila diterjemahkan
Markus 16: 17 berbunyi,”Tanda-tanda sesudah orang-orang percaya….”
Bila mengacu pada pengunaan aorist aktif participle maka orang-orang
percaya yang dimaksud Markus 16: 17 adalah orang-orang percaya pada
waktu tersebut, bukan sampai sekarang. Apabila tidak sampai sekarang,
sampai kapankah tanda-tanda sesudah orang percaya menerima
karunia-karunia mujizat Markus 16: 17-18? Untuk menjawab ini, mari
kita lihat ayat 20 bagian terakhir, “ dan Tuhan turut bekerja dan
meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.”
Kata Tuhan turut bekerja
berasal dari kata bahasa yunani tou kuriou sunergountos. Kata
sunergountos adalah bentuk genetik, tunggal, maskulin, present,
aktif, indicative, participle dalam pegunaan predicate (menyatakan
aksi yang nyata atau rill, { Wesley J. Perschbacher, Ibid,
hal.,392}). Apabila mengacu pada present aktif indikative maka aksi
yang nyata dinyatakan sezaman dengan aksi kata kerja utama. Bila
diterjemahkan kata tou kuriou sunergountos maka bunyinya, “Tuhan
yang mengerjakan itu” (mengerjakan sezaman dengan karunia-karunia
mujizat).”
Kemudian kata “dan
meneguhkan firman itu” berasal dari kata yunani kai tou logon
bebaiountos. Kata bebaiountos adalah bentuk genetif, tunggal,
maskulin, present aktif, participle dalam bentuk predicate (Wesley J.
Perschbacher, Ibid, hal., 69). Bila particple dalam posisi predicate
itu menjadi sesuatu sementara, maka diterjemahkan dengan bilamana.
Maka terjemahannya berbunyi, “ dan bilamana meneguhkan firman itu.”
Kata yang terakhir yang
akan kita analisa adalah dia twn epakolouthountow semeiwn ( dengan
tanda-tanda yang menyertainya). Kata twn epakolouthountwn adalah
bentuk genetif, jamak, netral, present, aktif, participle dalam
bentuk atributive. Bila diterjemahkan maka berbunya, “ melalui
tanda-tanda yang menyertai.”
Apabila diterjemahkan
keseluruhan bagian terakhir dari Markus 16: 20 berbunyi, “ Tuhan
yang mengerjakan itu, dan bilamana meneguhkan firman itu melalui
tanda-tanda yang menyertai.”
Jadi berdasarkan
grammatikal verbal pleanry Markus 16:17-20. Tanda-tanda sesudah
orang-orang percaya, yang berhubungan dengan karunia-karnia melakukan
mujizat dalam Markus 16:17-18 hanya berlaku pada orang-orang percaya
pada masa itu, yang meneguhkan kesaksian firman Allah. Dan tercatat
di dalam Alkitab, bahwa rasul-rasullah yang meneguhkan kesaksian
Injil (Allah menjadi manusia, mati sebagai manusia di kayu salib, dan
bangkit memberikan hidup kekal kepada setiap orang yang percaya
padaNya sebagai juruselamat) melalui karunia-karunia mujizat.
Melalui exegesis Markus
16:17-20, semakin jelas bahwa Karunia melakukan mujizat hanya
diberikan kepada para rasul untuk menaikkan wibawa mereka sebagai
penyampai wahyu lisan. Dan karunia melakukan mujizat dari Tuhan sudah
tidak ada bersamaa dengan kembalinya rasul-rasul ke Surga dan
keberadaan Alkitab sebagai firman absolut di tangan orang-orang
percaya sekaran.Apabila ada orang yang mengatakan mendapat karunia
melakukan mujizat, maka orang tersebut mengenapi Matius 24: 24.
Waspadalah terhadapnya!
Saya selalu mengharapkan
mujizat terjadi dalam hidup dan pelayanan saya, namun saya tidak
mengakui karunia melakukan mujizat sebagai karunia Allah sekarang.
Saya ingin menyampaikan dengan tegas berdasarkan firman Allah, bahwa
karunia melakukan muzijat yang diterima beberapa pelaku mujizat
adalah perbuatan Setan!
Bagi Anda yang membaca
tulisan ini dan berpendapat berguna, bagikan kepada sebanyak mungkin
orang. Dan bagi Anda yang berpendapat tulisan ini merugikan orang
lain, silahkan buat bantahan yang Alkitabiah supaya dapat menjadi
bahan pendewasaan iman! Tuhan Yesus menyertai, Maranata!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar