NAMA ALLAH
Memanggil Sang Pencipta
Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya
Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama TUHAN. Kejadian 4:26 Adam memperanakkan Set dan Set memperanakkan Enos, saat itulah
manusia mulai memanggil nama Sang Pencipta. Nama apakah yang diserukan
ketika manusia memanggil Sang Pencipta? Kapan sebuah nama menjadi sebuah nama? Sebuah nama menjadi nama
ketika seseorang mulai memanggil dengan nama itu. Allah Bapa, Yesus
Kristus dan Roh Kudus itu ESA. Mustahil Ketiga-Nya memerlukan NAMA untuk
saling menyapa. Adam tidak memerlukan nama untuk Sang Pencipta,
demikian juga Set. Namun, kenapa setelah Enos lahir, manusia memerlukan
nama bagi Sang Pencipta? Manusia memerlukannya untuk membedakan Pencipta
dari ciptaan-Nya. Mungkin pula manusia memerlukannya karena menyangka
ada lebih dari satu Pencipta dan mereka perlu membedakan satu dari
lainnya. Di samping itu manusia juga membutuhkannya guna memanggil,
menyembah, memohon dan menyatakan kasih kepada-Nya. Ketika Sang Pencipta
menyatakan diri, manusia memberi-Nya nama. Dengan nama yang diberikan
manusialah Sang Pencipta lalu menyatakan diri-Nya dan dengan NAMA itulah
manusia memanggil-Nya Abraham Memberi-Nya Nama Baru
Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN
menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: “Akulah Allah
Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela. Kejadian
17:1. Lalu Abraham menanam sebatang pohon tamariska di Bersyeba, dan
memanggil di sana nama TUHAN, Allah yang kekal. Kejadian 21:33.
Sang Pencipta menampakkan diri kepada Abraham sebagai El Shadday
(Tuhan Yang Mahakuasa), Abraham memberi-Nya nama baru, El Olam (Allah
Yang Mahakekal) di Berssyeba..
Hamba
Abraham Memberi-Nya Nama Baru
Lalu berkatalah ia: “TUHAN, Allah tuanku Abraham, buatlah kiranya
tercapai tujuanku pada hari ini, tunjukkanlah kasih setia-Mu kepada
tuanku Abraham. Kejadian 24:12. Ketika mendapat perintah untuk mencari
jodoh bagi Ishak, hamba Abraham berdoa kepada Sang Pencipta. Alih-alih
memanggil-Nya El Shadday atau El Elyon atau El Olam, dia justru
memberi-Nya baru, Elohei Avraham (Allah Abraham). Dengan nama itulah
Sang Pencipta menyatakan diri kepada Ishak.
Lalu pada malam itu TUHAN menampakkan diri kepadanya serta berfirman:
“Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai
engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena
Abraham, hamba-Ku itu.” Kejadian 26:24.
Hagar Memberi-Nya Nama Baru
Kemudian Hagar menamakan TUHAN yang telah berfirman kepadanya itu
dengan sebutan: “Engkaulah El-Roi.” Sebab katanya: “Bukankah di sini
kulihat Dia yang telah melihat aku?” Sebab itu sumur tadi disebutkan
orang: sumur Lahai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered. Kejadian
16:14.
Ketika Sang Pencipta menyatakan diri kepada Hagar di padang gurun,
Hagar tidak menyapa-Nya dengan nama El Shadday atau El Elyon atau El
Olam atau Elohei Avraham namun memberi-Nya nama baru, El-Roi (Dia Yang
Melihat Aku). Dengan berlalunya waktu, bangsa Arab lalu mengenali El-Roi
sebagai dewa air yang memberi minum Hagar dan Ismail, nenek moyang
mereka. Alkitab mencatat, Sang Pencipta tidak menyatakan diri kepada
bangsa Arab.
Yakub MemberiNya Nama Baru
Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: “Akulah TUHAN, Allah
Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini
akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu. Kejadian 28:13.
Didirikannyalah mezbah di situ, dan dinamainyalah tempat itu El-Betel,
karena Allah telah menyatakan diri kepadanya di situ, ketika ia lari
terhadap kakaknya. Kejadian 35:7.
Karena takut akan kemarahan Esau, Yakub pun merantau ke Padan Aran.
Di dalam perjalananya suatu malam Sang Pencipta menyatakan diri
kepadanya dengan nama Elohei Avraham, Elohei Yitschak. Pagi harinya
Yakub memberi-Nya nama baru, El Bethel (Allah Yang Rumah-Nya di Betel).
Setelah 20 tahun mengabdi kepada Laban, Sang Pencipta kembali menyatakan
diri kepada Yakub. Dengan nama apakah Dia menyatakan diri kali ini?
Akulah Allah yang di Betel itu, di mana engkau mengurapi tugu, dan di
mana engkau bernazar kepada-Ku; maka sekarang, bersiaplah engkau,
pergilah dari negeri ini dan pulanglah ke negeri sanak saudaramu.”
Kejadian 31:13.
Sang pencipta menyatakan diri kepada Yakub dengan nama yang diberikan
oleh Yakub kepada-Nya. Namun, Yakub justru memberi-Nya nama baru lain
yaitu Pachad Yitschaq (Yang Disegani Ishak). Ketika Sang Pencipta
mengubah nama Yakub menjadi Israel, maka sejak itu Sang Pencipta disapa
El Elohey Yisrael (Allah Israel).
Seandainya Allah ayahku, Allah Abraham dan Yang Disegani oleh Ishak
tidak menyertai aku, tentulah engkau sekarang membiarkan aku pergi
dengan tangan hampa; tetapi kesengsaraanku dan jerih payahku telah
diperhatikan Allah dan Ia telah menjatuhkan putusan tadi malam.”
Kejadian 31:42.
Musa Memberi-Nya Nama Baru
Lagi Ia berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak
dan Allah Yakub.” Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang
Allah. Keluaran 3:6.
Lalu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang
Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus
aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? —
apakah yang harus kujawab kepada mereka?” Keluaran 3:13.
Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Lagi firman-Nya:
“Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus
aku kepadamu.” Keluaran 3:14. Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada
Musa: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek
moyangmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku
kepadamu: itulah nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku
turun-temurun. Keluaran 3:15.
Sang Pencipta menyatakan diri kepada Musa dengan nama Elohei Avraham,
Elohei Yitschak, Velohei Yaakov namun Musa bertanya, “Bagaimana tentang
naman-Nya?” Sang Pencipta menjawab, “Ehyeh Asyer Ehyeh artinya AKU
ADALAH AKU.” Apakah ketika mengucapkan kalimat itu Sang Pencipta sedang
menyebutkan Nama-Nya? Apabila benar, bukankah nama-Nya Ehyeh Asyer
Ehyeh?
Ketika Sang Pencipta menyatakan DiriNya AKULAH AKU, mungkinkah Musa
menamai-Nya DIALAH DIA? Ehyeh Asyer Ehyeh artinya AKU ADALAH AKU,
mungkinkah YHWH artinya DIA ADALAH DIA atau YANG ADA KARENA ADA? Kita
tidak tahu.
Bangsa Israel Memberi-Nya Nama Baru
Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai
Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan
diri. Keluaran 6:2 Setelah Musa mengenalkan YHWH kepada bangsa Israel
dengan nama YHWH, dari generasi ke generasi, baik raja, hakim maupun
nabi terus memberi-Nya nama baru yang jumlahnya SERATUS lebih. Dengan
nama-nama yang diberikan itulah Sang Pencipta menyatakan diri kepada
bangsa Israel.
YHWH disebut Tetragrammaton. Dari generasi ke generasi bangsa Israel,
ketika menemukan kata tersebut di dalam kitab suci, menerjemahkannya
menjadi Adonai (Tuhan). Ketika membicarakan-Nya mereka menerjemahkannya
dengan Adonai (Tuhan), Ha shem (Sang Nama), Adoshem (Tuhan Sang Nama),
Shekinah (Yang Tinggal Di Sini), Ein Sof (Sang Kekal), Avinu Malkeinu
(Bapa dan Raja Kita), Adon Olam (Tuhan Segenap Alam) dan Ha Makom (Sang
Tempat).
Para Theolog Kristen dan Yudaisme umumnya sepakat bahwa YHWH tidak
diketahui lagi cara mengucapkannya. Namun, beberapa Theolog mengajarkan
bahwa YHWH dilafalkan Yehovah sebagian lainnya mengajarkan untuk
melafalkannya Yahwe. Yehovah untuk melafalkan YHWH sudah pasti salah
sebab pelafalan itu terjadi karena Theolog salah mengutip YHWH sebagai
YHVH. Melafalkan YHWH dengan Yahwe itu mustahil, karena di dalam bahasa
ibrani huruf W tidak pernah dilafalkan.
Roh Kudus Mengenalkan Sang Pencipta Kepada Dunia
Bangsa Israel mengenalkan Sang Pencipta kepada dunia pada abad ke 3
SM lewat penerjemahan Perjanjian Lama Septuaginta. Pada hari Pentakosta
Roh Kudus mengenalkan Sang Pencipta kepada dunia.
Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata
dalam bahasa kita sendiri, yaitu bahasa yang kita pakai di negeri asal
kita: Kisah Para Rasul 2:8. Mereka semuanya tercengang-cengang dan
sangat termangu-mangu sambil berkata seorang kepada yang lain: “Apakah
artinya ini?” Kisah Para Rasul 2:12.
Alkitab mencatat, ada 16 suku bangsa yang mendengar para rasul
berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri tentang perbuatan-perbuatan
besar yang dilakukan Sang Pencipta. Dengan nama apakah Roh Kudus
mengenalkan YHWH kepada dunia saat itu? Dengan nama apakah roh Kudus
mengenalkan Sang Pencipta kepada orang Arab? Apakah dengan nama YHWH, El
Shadday, Echad atau seratus lebih nama lainnya? Bila hal demikian yang
terjadi, mustahil orang Arab mengenali-Nya sebagai Sang Pencipta. Roh
Kudus pasti mengenalkan-Nya dengan nama El, Ilah, Ar Rabb atau Allah
sehingga oran Arab mengenali-Nya. Bagaimana dengan orang Roma dan
suku-suku lainnya?
Penyembah Berhala Memberi-Nya Nama Baru
Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat sedih hatinya
karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala.
Kisah Para Rasul 17:16.
Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: “Hai orang-orang
Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada
dewa-dewa. Kisah Para Rasul 17:22.Sebab ketika aku berjalan-jalan di
kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga
sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang
kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu.
Kisah Para Rasul 17:23.
Bangsa Romawi menyembah dewa-dewi. Selain menyembah dua belas dewa
utama (Dodekatheon), mereka juga menyembah banyak sekali dewa-dewi
lainnya. Kedua belas dewa utama itu adalah: Zeus (Jupiter), Hera (Juno),
Poseidon (Neptune), Demeter (Ceres), Ares (Mars), Hermes (Mercury),
Hephaestus (Vulcan), Aphrodite (Venus), Athena (Minerva), Apollo
(Apollo), Artemis (Diana) dan Hestia (Vesta). Selain menyembah dewa-dewi
yang dikenal, orang Atena juga menyembah Agnostos Theos (dewa yang
tidak dikenal).
Tentang Agnostos Theos Diogenes Laertius (abad ke 3) menulis: Suatu
kali penduduk Atena diserang wabah penyakit mematikan. Walaupun sudah
meminta tolong kepada dewa-dewi namun bencana itu tak kunjung hilang.
Seorang Filsuf yang bernama Epimenides (600SM) menganjurkan agar orang
Atena membawa kawanan domba ke Areopagus lalu melepaskannya. Di setiap
tempat domba-domba itu berhenti mereka harus mempersembahkan korban bagi
dewa penguasa tempat itu. Minimal ada satu atau beberapa ekor domba
yang berhenti di tempat-tempat yang tidak ada dewa penguasanya. Di
tempat itulah orang Atena lalu membangun altar untuk memberikan
persembahan. Karena tidak ada dewa penguasanya, maka altar atau
altar-altar itu tidak diberi nama. Altar atau altar-altar itulah yang
kemudian dikenal sebagai altar Agnostos Theos untuk menyembah dewa yang
tidak dikenal.
Diogenes Laertius adalah seorang filsuf skeptis, kisahnya sudah pasti
dimaksudkan untuk mengejek orang Kristen. Walaupun kisahnya nampak
masuk akal namun sama sekali tidak logis. Apabila kisahnya benar, maka
tempat yang tidak ada dewa penguasa lokalnya adalah milik Zeus sang raja
dewa. Altar Zeuslah yang harus didirikan dan kepada Zeuslah mereka
harus mempersembahkan korban.
Agnostos Theos adalah berhala ciptaan bangsa Atena berdasarkan
“wahyu” seekor domba. Kenapa Paulus sang rasul memperkenalkan Sang
Pencipta dengan nama BERHALA? Ketika Sang Pencipta menyatakan diri,
manusia memberi-Nya Nama. Ketika Sang Pencipta menyatakan diri kepada
bangsa Atena, mereka memberi-Nya nama Agnostos Theos, itu sebabnya
Paulus memperkenalkan Sang Pencipta dengan nama Agnostos Theos. Karena
Paulus memperkenalkan-Nya sebagai Agnostos Theos maka Sang Pencipta pun
menyatakan diri kepada orang-orang Atena dengan nama itu dan mereka
mengenali-Nya dan mengikuti panggilan-Nya
Allah Adalah Sang Pencipta
Allah adalah kata dalam bahasa Arab. Sebelum agama Islam lahir, Allah
disembah oleh kaum Hanif sebagai satu-satunya Sang Pencipta. Walaupun
bukan dewa yang populer, namun Allah disembah oleh para penyembah
berhala sebagai satu-satunya dewa tertinggi. Orang Yahudi dan orang
Kristen yang tinggal di Arab menggunakan kata Allah untuk menyebut Tuhan
yang mereka sembah. Umat Islam menyembah Allah sebagai satu-satunya
Tuhan. Bagi orang-orang yang tinggal di Arab, apakah dia penyembah
berhala, kaum Hanif, Yahudi, Kristen maupun Islam, Allah adalah
satu-satunya Sang Pencipta.
Allah Di Nusantara
Tahun 1629, Albert Corneliz Ruyl, seorang pegawai tinggi VOC
berpangkat Onderkoftman, menerjemahkan Kitab Matius dari bahasa Yunani
ke bahasa Melayu dan Belanda. Pada saat itu dia menerjemahkan Theos
menjadi Allah. Kita tidak tahu alasan Albert Corneliz Ruyl menggunakan
kata Allah, namun kita tahu, sejak itulah kata Allah digunakan oleh umat
Kristen Nusantara di dalam Alkitab bahasa Indonesia. Kemungkinan besar
Albert Corneliz Ruyl menggunakan kata Allah karena pada saat itu kata
Allah digunakan secara luas oleh orang-orang Nusantara yang umumnya
memeluk agama Islam dan kata itu dipahami artinya sebagai satu-satunya
Tuhan Yang Mahaesa.
Orang Belanda mengenalkan Sang Pencipta kepada bangsa Indonesia
dengan nama Tuhan alias Allah. Dari generasi ke generasi orang Indonesia
memahami Allah alias Tuhan sebagai satu-satunya Pencipta sejati. Dengan
nama-nama itulah Sang Pencipta menyatakan diri kepada bangsa Indonesia
dari generasi ke generasi.
Allah Dan LAI
Lembaga Alkitab Indonesia (LAI) yang berdiri tahun 1954 tetap
mempertahankan kata Allah alias Tuhan di dalam Alkitab bahasa Indonesia
hingga saat ini karena Allah alias Tuhan sudah menyatakan diri dengan
kedua nama itu dan bangsa Indonesia sudah memanggil Sang Pencipta dengan
kedua nama itu. Seluruh bangsa Indonesia memahami Tuhan alias Allah
sebagai satu-satunya Pencipta sejati.
Secara umum kata Allah digunakan untuk menerjemahkan atau mengganti
kata Theos (bahasa Yunani) dan El, Eloah, Elohim (bahasa Ibrani) serta
Elah (bahasa Aram). Di dalam beberapa ayat kata Allah ditulis dengan
huruf kecil, allah yang berarti ilah atau “allah lain” seperti di ayat
berikut ini:
Lalu Allah mengucapkan segala firman ini: “Akulah TUHAN, Allahmu,
yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Keluaran 20:1-3 Beberapa
Theolog ahli bahasa Arab menyatakan bahwa LAI tidak seharusnya
menggunakan kata “allah” karena hal itu tidak ada di dalam bahasa Arab
maupun bahasa Indonesia. Allah artinya Tuhan Yang Mahaesa. Seharus LAI
menggunakan kata “ilah” atau “ilah lain” untuk menyebut BERHALA atau
ilah yang disembah sebagai Allah.
Lalu kata Musa kepada TUHAN: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara,
dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak,
sebab aku berat mulut dan berat lidah.” Keluaran 4:10
Umumnya LAI menerjemahkan YHWH menjadi “TUHAN” dan Adonai menjadi
“Tuhan” namun mereka menerjemahkan Adonai YHWH menjadi “Tuhan ALLAH”
seperti ayat di bawah ini:
Abram menjawab: “Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan
kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan
yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu.” Kejadian
15:2
Sebagian orang Kristen menganggap LAI melakukan kesalahan FATAL
karena tidak konsisten dengan terjemahannya. Menurut mereka seharusnya
Adonai YHWH harus diterjemahkan menjadi Tuhan TUHAN. Menurut saya selama
LAI melakukannya dengan konsisten menerjemahkan Adonai YHWH menjadi
Tuhan ALLAH, maka semua orang yang mempelajari Alkitab akan tahu bahwa
Tuhan ALLAH adalah Adonai YHWH.
Nama Yang Dinamakan Manusia Bukan Nama Sejati
Allah Bapa dan Yesus Kristus serta Roh Kudus adalah Ketiganya Yang
Esa. Karena ESA, mustahil membutuhkan nama untuk saling menyapa. Sang
Pencipta tidak memiliki nama karena Ketiganya Yang Esa tidak memerlukan
nama. Manusia memerlukan nama bagi Sang Pencipta agar dapat
membedakan-Nya dari ciptaan-Nya. Manusia memerlukan nama bagi Sang
Pencipta karena ada manusia lain yang menyembah berhala sebagai Sang
Pencipta. Manusiapun lalu memberi Sang Pencipta nama berdasarkan
pengenalannya. Pengenalan kepada Sang Pencipta didasarkan atas PENYATAAN
diri Sang Pencipta. Dengan nama-nama yang diberikan oleh manusia Sang
Pencipta lalu menyatakan diri kepada manusia.
Walaupun menyatakan diri dengan nama yang diberikan oleh manusia
namun nama-nama tersebut tidak pernah membatasi penyataan diri Sang
Pencipta. Tidak ada satu namapun yang SANGGUP mendefinisikan Sang
Pencipta sesuai penyataan-Nya. Ketika Sang Pencipta menyatakan diri
kepada seseorang dan orang tersebut merasa nama-nama Sang Pencipta yang
dikenalnya tidak sesuai dengan pengenalannya atas Sang Pencipta, maka
dia memberi-Nya nama baru atau melengkapi nama yang sudah ada atau
menerjemahkannya agar sesuai dengan pengenalannya akan Sang Pencipta
sesuai penyataan diri-Nya. Itulah yang terjadi sejak purbakala, dari
generasi ke generasi. Itu sebabnya Sang Pencipta tidak memiliki nama
karena tidak ada nama yang cocok bagi-Nya, itu sebabnya Dia memiliki
banyak nama karena manusia yang dikasihi-Nya selalu menyatakan
pengenalannya atas Sang Pencipta dalam bentuk nama. Walaupun memiliki
banyak nama namun Sang Pencipta tidak memiliki nama sama sekali karena
nama-nama yang dinamakan oleh manusia itu tidak SANGGUP menamai-Nya.
Sejak mencoba mengumpulkan nama-nama Sang Pencipta, saat ini dari
kitab Perjanjian Lama, saya sudah mengumpulkan 3 nama yang menggunakan
kata Eloah, 34 nama yang menggunakan kata Elohei atau Elohim, 33 nama
yang menggunakan kata El, 9 nama yang menggunakan kata Elah, 28 nama
yang menggunakan kata YHWH, 5 nama yang menggunakan kata Yah, 7 nama
menggunakan kata Adonai, 90 nama lainnya serta 6 nama yang tidak
tercatat di dalam Alkitab namun digunakan secara umum oleh bangsa Yahudi
Perjanjian Lama sehingga total ada 215 nama. Walaupun sudah banyak nama
yang saya kumpulkan namun saya tahu masih banyak nama yang belum saya
kumpulkan.
Catatan: Yeremia 3: 14 dan Yeremia dan Yeremia 33: 31 Elohim menyebut
dirinya dengan sebutan Baal.(Lihat dalam Alkitab bahasa Ibrani).
selamat membacaaaaaaaaa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar