Selasa, 21 Februari 2012

SLOGAN TEOLOGI SUKSES




   Para penginjil penganjur Teologi Sukses biasanya mengucapkan slogan-slogan kemakmuran seperti berikut:
“Kalau Mafia bisa naik mobil Lincoln Continental, mengapa anak-anak Raja tidak?” (Fred Price)
“Allah menghendaki anak-anak-Nya makan makanan terbaik, berpakaian pakaian terbaik, mengendarai mobil yang terbaik, dan menghendaki mereka untuk memperoleh segala sesuatu yang terbaik.” (Kenneth Hagin)
“Saya melihat bahwa Tuhan menghendaki kita kaya. Sebab itu saya mulai mengkotbahkan kekayaan orang Kristen. Saya memberitahukan orang-orang bahwa Tuhan menginginkan mereka menjadi kaya melalui iman mereka.” (Oral Roberts)
      “Tuhan menghendaki Anda menjadi makmur dalam segala kehidupan Anda. Apakah Anda sudah siap untuk hidup makmur? Apakah Anda butuh hidup makmur? Maka hendaklah Anda hidup makmur.” (Edwin Louise Cole)
“Saya tidak membutuhkan emas di sorga, saya mesti memilikinya sekarang.” (Benny Hinn).

Bandingkanlah ini dengan isi Alkitab:

         “Janganlah kamu mengumpulkan harta dibumi, di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkan hartamu di sorga, di sorga ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena dimana hartamu berada disitu juga hatimu berada.” (Matius 6:19-21)
     “… mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan adalah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.” (1 Timotius 6:9-10).
Kalau begitu, tidak bolehkah pengikut Kristus mencari uang dan menjadi kaya?
        Firman Tuhan tidak melarang orang menjadi kaya, malah perumpamaan talenta menganjurkan orang bekerja lelah untuk melipat gandakan modalnya. Namun, janganlah kekayaan dianggap sebagai sejajar dengan iman dan kemiskinan sebagai lawan dari iman. Banyak umat Kristen yang taat tetap miskin sekalipun mereka bekerja keras, karena mereka menghindari dan tidak mau terlibat suap-menyuap dalam mengejar harta. Tidak ada salahnya umat Kristen memiliki harta kekayaan dan hidup makmur, tetapi harta kekayaannya itu harus disyukuri sebagai pemberian Allah untuk disalurkan dalam menolong sesama kita.
      “Barangsiapa mempunya harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?” (1 Yohanes 3:17).

Tidak ada komentar: